Jumat, 06 April 2012

Seandainya bisa, aku ingin terbang bersamamu dan burung - burung di atas sana. Aku ingin terus duduk bersamamu di bawah teduhnya pohon berbagi eclair, ditemani matahari dan angin sepoi - sepoi. Aku ingin terus menggenggam jari - jemarimu, berbagi rasa dan hangat tubuh selamanya.

Sayangnya,gravitasi menghalangiku. Putaran bumi menambah setiap detik di hari - hari kita. Seperti lilin yang terus terbakar, tanpa terasa waktu kita pun tidak tersisa banyak. Semua terasa terburu - buru. Perpisahan pun terasa semakin menakutkan.

Aku rebah di tanah. Memejamkan mata kuat - kuat karena air mata yang menderas. "Aku masih di sini," bisikmu, selirih angin sore. Tapi aku tak percaya. Bagaimana jika saat aku membuka mata nanti, kau benar - benar tiada?

Jatuh Cinta

Ini benar - benar terjadi. Sesuatu yang kusangka telah lama tenggelam, seperti kembali muncul ke permukaan.

Aroma parfumnya menggoda inra pemciumanku. Suaranya yang lembut dan merayu menyengat akal sehat. Saat jari kami bersentuhan, bunga api memercik hebat. Kakiku terasa ringan, seperti ingin menari. Dan saat menyadari senyum dan rona malu - malunya, sesaat itu juga aku seperti baru saja diterbangkan ke surga.

Tak salah lagi, ini benar. Tak mungkin aku menyalahartikan degup yang kualami. Aku telah jatuh cinta kepadanya..., sosok paling indah yang pernah tertangkap mata.


Beautiful Mistakes


Mencintaimu bukanlah sesuatu  yang kuharapkan terjadi.

Aku tak ingin harapan datang lagi, berkunjung di hati, diam untuk beberapa waktu, lalu meninggalkanku dalam kesedihan berlipat - lipat.

Aku tahu pasti ini kesalahan yang seharusnya tidak boleh terjadi.

Tapi kau hanya memelukku, tanpa suara. Menggenggam tanganku erat seolah tak ingin melepasnya lagi. Dan sebelum aku berhasil menyangkal cintamu lagi, aku menyadari kau meninggalkan sesuatu di tanganku. Sesuatu yang kukenali sebagai... harapan.

Dan kali ini, aku ingin menggenggamnya, memilikinya sekalipun seandainya itu salah.

Infinitely Yours

Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan.
Tapi bagaimana caramu menjelaskan pertemuan - pertemuan kita selanjutnya?
Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?

Kita bukanlah dua garis yang tak sengaja bertabrakan.
Sekeras apa pun usaha kita berdua, saling menjauhkan diri dan menjauhkan hati pada akhirnya akan bertemu kembali.

Kau tak percaya takdir, aku pun tidak. Karenanya, hanya ada satu cara untuk membuktikannya....

Kau, aku. dan perjalanan ini.